Jangan lupa untuk mengunjungi Blog Utama Kami di ahimzafatih.com

Kamis, 28 April 2011

DICIPLINE BASED CONTENT DESIGN

Desain Konten yang berdasarkan Bidang Disiplin/ Mata Pelajaran
—The Dicipline-based content design option focuses on a strict interpretation of the disciplines with separate subject time blocks during the school day. 







DB-content adalah salah satu pilihan design yang memfokuskan pada intrepetasi yang ketat dari disiplin subyek/mata pelajaran dengan memisahkan blok waktu pembahasan saat di sekolah.




Characteristics :
1. Traditional approaches to subjects such as language arts, mathematics, sience, social studies, music, art, and phiysical education are the usual fare. 
Pendekatan tradisional dilakukan pada mata pelajaran seperti : seni berbahasa, matematika, IPA, IPS, musik, kesenian, dan pendidikan olahraga adalah diberikan secara biasa. 


2. In secondary program, these general academic, and arts areas break down into more specific fields, such as algebra under mathemathics or american history under social studies. 
Dalam program sekunder, Pelajaran umum dan kesenian terurai menjadi bidang yang lebih spesifik, seperti aljabar di bawah matematika atau sejarah Amerika di bawah IPS.


3. There are some variations of block scheduling and the way the week or cycle programmed. 
Terdapat beberapa variasi blok penjadwalan dan pembagian mingguan atau siklus jadwal yang telah diprogramkan.


4. Kknowledge is presented in separate fields without a deliberate attempt to show the relationships among them.
Pengetahuan tetap disajikan dalam bidang yang terpisah tanpa sebuah upaya kesengajaan untuk menunjukkan hubungan di antara mereka.





=======================================

Advantages :
1. Without question, the discipline-specific is the most common format used in the U.S., and both students and teachers are used to it. 
Tanpa banyak bertanya, disiplin khusus adalah format yang paling umum digunakan di AS, dan baik siswa maupun guru juga sama-sama menggunakannya.


2. Parents usually are familiar with only the dicipline field approach. 
Orang tua biasanya akrab dengan hanya pendekatan bidang disiplin tertentu.


3. BD-content lebih efisien karena bidang pelajaran and tujuan seluruh bagian memungkinkan di beberapa bidang pada semua tingkatan dan kurikulum, test, serta materi tambahan terbaru untuk setiap bidang.


4. Pemfokusan pada setiap bidang disiplin memberikan pelayanan pada siswa dengan spesialisasi pelatihan di area khusus. Hal tersebut membantu kekuatan ekonomi di pendidikan yang didasarkan untuk pelatihan spesialisasi.


5. Pelatihan khusus diberikan oleh guru lebih besar kedalam ilmu pengetahuan sebagaimana mereka membaca tentang tren terbaru di bidang dan pekerjaan dalam profesi organisasi yang melayani sebuah fokus yang terarah pada pelatihan kurikulum yang terbaik.

6. The specialized training gives teachers greater depth of knowledge as they read about current trends in their field and work in professional organizations that provide a sharp focus on best curriculum practices. 
Pelatihan khusus memberikan guru pengetahuan lebih mendalam dai ilmu pengetahuan sebagaimana yang mereka baca tentang gejala yang ada di lapangan dan tepat kerja dalam organisasi profesional yang memberikan fokus yang tajam pada praktek kurikulum terbaik.

Disadvantages :
1. The problem with the approach is its fragmenting effect on the student's school day. 
Masalah dengan pendekatan ini adalah (fragmenting effect) efek terpecah-belah pada sekolah harian pada siswa.


2. Students must move from one subject to another, and on the secondary level this usually means movement from one space to another. 
Siswa harus berpindah dari satu pelajaran ke pelajaran lain, dan pada tingkat sekunder biasanya adalah perpindahan dari satu ruang ke yang lain. 


3. Teacher are forced to plan activities according to allotted time rather than according to students needs in relation to the content. 
Guru dipaksa untuk merencanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang diberikan daripada sesuai dengan kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan konten. 


4. On an epistemological level, the primary disadvantages to this form of content construction is that it does not reflect the reality of life outside school. 
Pada tingkat epistemologis, kelemahan utama untuk bentuk konstruksi konten dimana hal itu tidak mencerminkan realitas kehidupan di luar sekolah. 


5. We simply, do not function in a world where problems are discipline specific in regimented time blocks.
Secara mudah, tidak ada fungsinya di dunia di mana masalah disiplin ilmu tertentu dalam blok waktu teratur. 


6. Student do not learn how the perspective of one discipline relates to another.
Siswa tidak belajar bagaimana perspektif satu disiplin berkaitan dengan yang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar