
Meskipun saat ini sudah jarang terjadi, tetap masih ada saja orangtua yang memukul jika anaknya membuat kesal. Padahal tindakan itu sebaiknya dihindari karena bisa berefek buruk pada anak.
Dikutip dari natural growth, dr. Peter newell, koordinator organisasi end of punidshment of children mengatakan, semua orang berhak mendapat perlindungan atas kebebasan fisik mereka, anak-anak termasuk orang yang berhak itu. Selama beberapa tahun terakhir ini pun, cukup banyak psikolog dan sosiolog yang merekomendasikan agar orangtua tidak memukul saat anak melakukan hal yang tidak baik atau mengesalkan.
Berikut ini 8 alasan kenapa anda sebaiknya tidak memukul anak :

Cukup banyak penelitian yang menunjukkan bahwa anak yang sering dipukul memiliki perilaku agresif dan menyimpang saat mereka remaja dan dewasa.
Anak-anak secara alami belajar bagaimana harus bersikap melalui pengamatan dan meniru orangtua mereka. Makanya jika anda suka memukul, saat dewasa nanti, mereka pun akan menganggap apa yang anda lakukan itu memang boleh dilakoni.
2. Anak-anak berperilaku tidak baik biasanya karena orangtuanya atau orang yang mengasuhnya melupakan kebutuhannya.
Kebutuhan itu di antaranya, tidur yang cukup, makanan bernutrisi, udara segar dan kebebasan mengeksperikan diri untuk bereksplorasi.
Kebutuhan itu di antaranya, tidur yang cukup, makanan bernutrisi, udara segar dan kebebasan mengeksperikan diri untuk bereksplorasi.

Sangat tidak adil jika akhirnya si anak dipukul hanya karena sikap tidak baiknya yang awalnya sebenarnya adalah kesalahan orangtua.

Anak yang dihukum jadi memendam perasaan marah dan dendam. Anak yang dipukul orangtuanya pun jadi tidak bisa belajar bagaimana menghadapi situasi yang serupa di masa depan.

Ikatan yang kuat seharusnya didasari atas cinta dan saling menghargai.
Jika Anda memukul anak, dan si anak kemudian menuruti perkataan Anda, apa yang dilakukannya itu hanya karena dia takut. Sikap itu pun tidak akan bertahan lama karena pada akhirnya anak akan memberontak lagi.

Kemarahan tersebut sudah terakumulasi sejak lama, sejak orangtuanya mulai memberinya hukuman dengan kekerasan.
Hukuman itu memang pada awalnya sukses membuat anak bersikap baik. Namun, saat si anak beranjak remaja dan menjadi dewasa, hukuman itu malah menjadi buah simalakama.

Pemikiran tersebut akan berdampak buruk, terutama jika anak tidak mendapat banyak perhatian dari orangtuanya, kecuali hanya saat dihukum.
Anak yang mengalami hal tersebut akan tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri. Mereka percaya, mereka tidak layak mendapatkan hal yang lebih baik.
7. Hukuman fisik bisa membuat anak menangkap pesan yang salah yaitu 'tindakan itu dibenarkan'.
Mereka merasa memukul orang lain yang lebih kecil dari mereka dan kurang memiliki kekuatan, memang boleh.
Mereka merasa memukul orang lain yang lebih kecil dari mereka dan kurang memiliki kekuatan, memang boleh.
Saat dewasa, anak ini akan tumbuh menjadi orang yang kurang memiliki kasih sayang pada orang lain dan takut pada orang yang lebih kuat dari mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar